Boyolali - Vanilabluebewy - 6 Hama Dan 8 Penyakit Ikan Lele Beserta Penyembuhannya Berdasarkan Buku
Hama dan penyakit ikan haruslah menjadi Perhatian utama bagi pembudidaya.
Serangan hama dan Penyakit sanggup merugikan, bahkan menciptakan bangkrut.
Agar hal tersebut tidak terjadi, harus dilakukan upaya Pengendaliannya Pada setiap tahapan kecerdikan daya ikan.
Beberapa hama pada ikan yakni sebagai berikut
Kepik air ini berbahaya bagi benih alasannya yakni sengatannya.
Pengendalian: menuangkan minyak tanah dengan dosism 500 cc / 100 m2 ke permukaan air.
Kumbang ini menjepit tubuh ikan dengan taringnya sampai robek.
Pengendalian: tidak menumpuk materi organik di sekitar kolam.
Burung makan benih ikan.
Pengendalian: menangkap ular dan memagari kolam.
Linsang makan ikan pada malam hari.
Pengendalian: memasang jebakan berumpun.
pengendalian: membersihkan kolam dari ikan yang tidak dipelihara.
beberapa penyakit pada ikan lele yakni sebagai berikut
Penyebab: bakten Aeromonos hydrophillo.
Gejalanya yakni sebagai berikut.
pengendaliannya yakni sebagai berikut.
dan ini cara alami mengatasi ikan lele yang terkena sirip merah yang saya dapatkan dari diskusi dengan master-masrter lele di sebuah group facebook, antaralain.
Penyebab: basil mycobacterium fortoitum.
Gejala-gejalanya yakni sebagai berikut.
Pengendaliannya yakni sebagai berikut.
penyebab: saprolegnia sp. dan Achiya sp.
serangan bersifat kronis dan akut, sanggup mengakibatkan final hayat hinga 100%.
gejalanya yakni sebagai berikut.
Pengendaliannya yakni sebagai berikut.
Penyebab: Ichthyophthirius multifilis Ichthyophthirius multifilis sangat ganas, infeksi berat sanggup mematikan sampai 100% dalam tempo beberapa hari.
Ichthyophthirius multifilis menginfeksi ikan dari benih sampai dewasa.
Gejala-gejalanya yakni sebagai berikut
Penyebab: Cacing kecil DactyIogyrus sp.
Gejalanya yakni sebagai berikut.
Insang yang dirusak menjadi tuka-tuka, kemudian timbul pendarahan yang mengakibatkan pernapasan terganggu.
Pengendaliannya yakni sebagai berikut.
Penyebab: lintah hirudinae
berwarna merah kecokelatan.
Gejalanya yakni sebagai berikut.
Pertumbuhan ikan lambat, alasannya yakni darah terhisap oleh benalu sehingga mengakibatkan anemia/kurang darah.
Pengendaliannya yakni sebagai berikut.
Penyebab: Streptococcus sp.
Penyakit ini Lebih banyak terjadi pada ikan yang dipelihara pada lingkungan perairan hening dan sistem resirkulasi.
Gejala-gejalanya yakni sebagai berikut.
Pengendaliannya yakni sebagai berikut.
Parasit ini dikenal sebagai kutu air atau pengisap darah.
Parasit ini sanggup dilihat secara kasatmata, melekat pada ikan terutama ikan yang bergerak lambat.
Selain pada kulit, kutu ini sering dijumpai di bawah tutup insang ikan.
Gejala-gejalanya yakni sebagai berikut:
Serangan hama dan Penyakit sanggup merugikan, bahkan menciptakan bangkrut.
Agar hal tersebut tidak terjadi, harus dilakukan upaya Pengendaliannya Pada setiap tahapan kecerdikan daya ikan.
HAMA
Hama yakni organisme kasat mata Yang keberadaannya di sekitar binatang peliharaan dan mengganggu kelangsungan hidupnya.Beberapa hama pada ikan yakni sebagai berikut
1. Bebeasan (Notonecta Sp. )
sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Notonecta_glauca#/media/File:Notonecta_glauca1.jpg |
Kepik air ini berbahaya bagi benih alasannya yakni sengatannya.
Pengendalian: menuangkan minyak tanah dengan dosism 500 cc / 100 m2 ke permukaan air.
2. Cybister sp.
sumber: http://bugguide.net/node/view/1160393/bgimage |
Kumbang ini menjepit tubuh ikan dengan taringnya sampai robek.
Pengendalian: tidak menumpuk materi organik di sekitar kolam.
3. Burung
Burung makan benih ikan.
4. Ular
Ular menyerang benih dan ikan kecil.Pengendalian: menangkap ular dan memagari kolam.
5. Linsang/berang-berang/regul
Linsang makan ikan pada malam hari.
Pengendalian: memasang jebakan berumpun.
6. Ikan karnivora
Ikan karnivora memangsa ikan yang dipelihara.pengendalian: membersihkan kolam dari ikan yang tidak dipelihara.
PENYAKIT
penyakit yakni mikroorganisme, mirip virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil yang mengganggu kehidupan lele.beberapa penyakit pada ikan lele yakni sebagai berikut
1. Merah
Penyebab: bakten Aeromonos hydrophillo.
Gejalanya yakni sebagai berikut.
- Warna tubuh gelap,
- kulit kesat,
- perdarahan, dan
- napas tersengal-sengal pada ketika ikan di permukaan air.
pengendaliannya yakni sebagai berikut.
- Lingkungan perairan dipelihara biar tetap bersih, termasuk kualitas air
- pengobatan memakai terramycine dicampur pakan dengan takaran 50 mg/kg ikan/hari selama 7-10 hari berturut-turut dan sulphonamid dengan takaran 100 mg/kg ikan/hari selama 3-4 hari.
dan ini cara alami mengatasi ikan lele yang terkena sirip merah yang saya dapatkan dari diskusi dengan master-masrter lele di sebuah group facebook, antaralain.
- Buang air bawah 20%.
- Berilah garam
- Berikan Jus daun pepaya , kunyit , bawang putih
2. Tuberkulosis
Penyebab: basil mycobacterium fortoitum.
Gejala-gejalanya yakni sebagai berikut.
- Tubuh berwarna gelap,
- perut abses (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa).
- Posisi ikan bangun di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, dan terdapat bintik putih di sekitar ekspresi dan sirip.
Pengendaliannya yakni sebagai berikut.
- Kualitas air di lingkungan kolam di perbaiki.
- Pengobatan memakai terramycine di campur pakan dengan takaran 5-7,5 g / 100 kg ikan / hari selama 5-10 hari
3. Saprolegniasis
penyebab: saprolegnia sp. dan Achiya sp.
serangan bersifat kronis dan akut, sanggup mengakibatkan final hayat hinga 100%.
gejalanya yakni sebagai berikut.
- terlihat adanya benang-benang halus mirip kapas yang melekat pada telur atau luka pada pecahan eksternal ikan.
Pengendaliannya yakni sebagai berikut.
- Suhu air dinaikkan atau air diganti dengan air segar.
- Stamina ikan dijaga dan ketahanan ikan ditingkatkan melalui imunostimuolasi (misalnya, vitamin C).
- Perendaman ikan dengan larutan PK dengan takaran 1 g/100 liter air selama 90 menit.
- Perendaman ikan dalam larutan malachite green oxalate (MGO) dengan takaran 1 ppm selama 1 jam atau takaran 0,15 ppm selama 24 jam.
- Perendaman ikan dengan larutan formalin dengan takaran 100-200 ppm selama 1-3 jam.
- Perendaman ikan dengan garam dapur denga takaran 1000 ppm selama 15-30 menit
- Perendaman ikan dalam larutan methylene blue dengan takaran 3-5 ppm selama 24 jam
4. Bintik Putih
Penyebab: Ichthyophthirius multifilis Ichthyophthirius multifilis sangat ganas, infeksi berat sanggup mematikan sampai 100% dalam tempo beberapa hari.
Ichthyophthirius multifilis menginfeksi ikan dari benih sampai dewasa.
Gejala-gejalanya yakni sebagai berikut
- Nafsu makan ikan menurun dan ikan gelisah.
- Ikan menggosok-gosokkan tubuh pada benda di sekitarnya.
- Frekuensi pernapasan ikan meningkat (tersengal-sengal) dan ikan mendekat ke air masuk.
- Terdapat bintik-bintik putih di sirip, kulit, atau insang sehingga sering disebut "penyakit bintik putih".
- Suhu air dipertahankan >29 derajad Celcius.
- Stamina ikan dijaga dan ketahanan ikan ditingkatkan melalui imunostimulasi (Misalnya vitamin C). Frekuensi pergantian air ditingkatkan Perendaman ikan dalam larutan MGO dengan takaran 0,15 ppm atau larutan formalin dengan takaran 15 ppm selama 12 jam.
- Perendaman ikan larutan garam dapur dengan takaran 300 ppm atau larutan PK dengan takaran 4 ppm selama 12 jam Perendaman ikan dengan larutan acriflavin dengan takaran 10-15 ppm selama 15 menit.
5. Cacing insang
Penyebab: Cacing kecil DactyIogyrus sp.
Gejalanya yakni sebagai berikut.
Insang yang dirusak menjadi tuka-tuka, kemudian timbul pendarahan yang mengakibatkan pernapasan terganggu.
Pengendaliannya yakni sebagai berikut.
- Perendaman ikan dalam larutan formatin dengan takaran 250 cc/m3 air selama 15 menit, atau
- methylene blue dengan takaran 3 ppm setama 24 jam, atau
- tarutan PK dengan takaran 0,01% setama kurang tebih 30 menit, atau
- larutan NaCt 2% selama kurang lebih 30 menit, atau
- larutan NH4OH 0,5% selama kurang tebih 10 menit.
6. Hirudinae
Penyebab: lintah hirudinae
berwarna merah kecokelatan.
Gejalanya yakni sebagai berikut.
Pertumbuhan ikan lambat, alasannya yakni darah terhisap oleh benalu sehingga mengakibatkan anemia/kurang darah.
Pengendaliannya yakni sebagai berikut.
- Kolam diberi larutan diterex 0,5 ppm pada ketika mengurangi kepadatan tebar.
- Apabila suhu terialu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
- Apabila pH terlau rendah, kolam diberi larutan kapur sebanyak 10 g/100 liter air.
- Apabila air mengandung gas-gas beracun (H2S dan CO2), air harus segera diganti.
- Apabila pakan kurang, pakan harus ditambah.
7. Streptococcosus sp.
Penyebab: Streptococcus sp.
Penyakit ini Lebih banyak terjadi pada ikan yang dipelihara pada lingkungan perairan hening dan sistem resirkulasi.
Gejala-gejalanya yakni sebagai berikut.
- Nafsu makan menurun, lemah, tubuh berwarna gelap, dan pertumbuhan lambat.
- Perdarahan, perut gembung, atau luka yang menjelma borok.
- Tingkah laris gila mirip kejang atau berputar.
Pengendaliannya yakni sebagai berikut.
- Pengelolaan kesehatan ikan terpadu (inang, lingkungan, dan patogen).
- Pemberian erythromycine dengan takaran 20-100 mg/kg ikan/hari melatui pakan selama 21 hari.
- Pemberlan oxytetracycline dengan takaran 50-75 mg/kg ikan/hari melalui pakan selama 10 hari.
- Pembenan tetracycline dengan takaran 75 - 100 mg/kg ikan/hari melalui pakan selama 14 hari
- Pemberian enrofloxacin dengan takaran 5-10 mg/kg ikan/hari melalui pakan selama 10 hari,
8. Argulosis Penyebab Argulosis sp.
Parasit ini dikenal sebagai kutu air atau pengisap darah.
Parasit ini sanggup dilihat secara kasatmata, melekat pada ikan terutama ikan yang bergerak lambat.
Selain pada kulit, kutu ini sering dijumpai di bawah tutup insang ikan.
Gejala-gejalanya yakni sebagai berikut:
- Bekas gigitan benalu biasanya menjadikan pendarahan.
- Ikan yang terjangkit sering menggosok-gosokkan badannya pada dinding wadah dan kehilangan nafsu makan.
- Terjadi iritasi kulit, kehilangan keseimbangan, berenang zig-zag, dan melompat ke permukaan air.
- Pengeringan dasar kolam, kemudian dilakukan pengapuran. Perendaman ikan dalam larutan dylox dengan takaran 0,25 ppm selama 24 jam.
- Perendaman ikan dalam ralutan NH4Cl takaran 1,0-1,5% selama 15 menit.
- Perendaman ikan dalam larutan trikloroform dengan takaran 2-4 ppm selama 24 jam.
- Perendaman ikan dalam larutan NaCl dengan takaran 1,25% selama 15 menit.